Seputar Jabar Garut | Seiring banyaknya pemberitaan terkait pembangunan Revitalisasi Gedung SMPN 3 Bungbulang senilai 1,9 Miliar di beberapa Media Online, Kepala Sekolah SMPN 3 Bungbulang Garut Jawa Barat, Badrudin,SPd.l MM di ruang kerjanya,Jumat (26/9/2025). menjelaskan, dirinya merasa ada konotasi bahasa di pelintir dalam isi pemberitaan apa lagi di sebutkan bahwa dirinya dianggap “Cuci Tangan”.
Terkait kondisi bangunan dan soal di sebut cuci tangan, pihaknya merasa di pelintir didalam pemberitaan di media, sebab dirinya tidak merasa cuci tangan.
“Tidak mungkinlah sebagai penanggung jawab di sebut cuci tangan atau lepas tanggung jawab,” kata Badrudin.
Badrudin mengatakan dalam proses perjalanan awal ajuan program bantuan revitalisasi SMPN 3 Bungbulang pihaknya selalu mendapatkan arahan dan bimbingan dan pendampingan dari Fasilitator pihak pusat dalam hal ini pihak dari UPI Bandung setelah sebelumnya dilakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) sebelum progres berjalan serta juklak dan juknisnya.
Badrudin mengatakan untuk diketahui bahwa regulasi sekarang berbeda dengan regulasi yang dulu, bahkan Kepala Sekolah tidak di perkenankan memegang anggaran, sebab semua langsung ke pihak Panitia dengan pihak Bank.
“Bahkan kita sudah mewanti wanti ke pihak Panitia untuk perketat soal pembelian bahan material yang harus sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Untuk diketahui pula, tambah Badrudin bahwa yang menentukan bangunan layak atau tidaknya adalah Konsultan yang lebih tau persis layak apa tidaknya bangunan.
“Bahkan saya terjun langsung dan cros cek kepada pekerja terkait kedalaman pondasi, kualitas besi dan bahan material lainnya sudah sesuai spek yang ada,” tuturnya.
Disinggung soal sudah berapa persen progres pembangunan, Badrudin mengatakan progres pekerjaan sudah hampir 65 % bahkan sudah melebihi dari target,” ungkap dia.
Dia juga menegaskan, pernyataan ini juga merupakan bagian klarifikasi sekaligus sanggahan atas isi pemberitaan di beberapa Media Online.
“Ya konotasi bahasa Cuci Tangan atau lepas tanggung jawab harus luruskan. Masa saya selaku penanggung jawab dianggap Cuci Tangan,” ujarnya.
Lagi lagi soal kualitas bahan Material yang dinilai tidak sesuai bestek sebagaimana isi pemberitaan, Badrudin menegaskan, semua ada pendampingan baik dari Fasilitator maupun dari pihak Konsultan, tentu saja atas arahan dari mereka kita selalu jalankan sesuai spesifikasi yang sudah ditetapkan.
“Yang bisa menentukan bagunan layak atau tidak, termasuk semua bahan material yang digunakan secara teknis tentu Konsultan,” pungkasnya. (Goes)