Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Jepang beberapa waktu lalu. Salah satunya, peluang warga Jabar bekerja di Jepang semakin terbuka. Untuk itu, ia berkeinginan lulusan SMA/SMK di Jabar dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Hal itu dikatakan Pak Uu –sapaan Uu Ruzhanul– saat memberikan sambutan dalam kegiatan Tindak Lanjut Kerja Sama Luar Negeri antara Pemda Provinsi Jabar dengan Pemerintah Shizuoka Jepang di Gedung Sate, Kota Bandung
Pak Uu mengatakan, persentase tenaga kerja asal Indonesia di Jepang saat masih lebih rendah dari tenaga kerja asal negara lain. Jepang membuka peluang untuk warga Jabar yang ingin bekerja di sana.
“Saya ditugaskan oleh Pak Gubernur ke Jepang, ternyata di Jepang mereka membutuhkan tenaga kerja orang Indonesia, yang selama ini baru 40.000, sementara tenaga kerja dari luar negeri di Jepang ada sekitar 160.000,” ucap Pak Uu.
“Tenaga kerja dari Indonesia ramah, rapi, santun, disiplin, mereka (masyarakat Jepang) suka,” imbuhnya.
Pak Uu meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar untuk memanfaatkan peluang tersebut. Melalui peluang bekerja di Jepang, kata Pak Uu, bisa menjadi salah satu langkah menurunkan angka pengangguran di Jabar.
Bahkan, Pak Uu juga mengimbau agar pihak Disnakertrans dan Disdik Jabar dapat memfasilitasi dan mempermudah proses persiapan pengiriman lulusan SMA/SMK ke Jepang.
“Saya minta kepada Disnakertrans dan Disdik untuk berkolaborasi bagaimana memanfaatkan peluang di Jepang ini. Dorong anak-anak lulusan SMA SMK untuk bekerja di Jepang, supaya pengangguran di Jabar semakin sedikit,” kata Pak Uu.
“Kita permudah birokrasinya, yang penting orang Jabar bisa bekerja di Jepang,” imbuhnya.
Pak Uu juga mengemukakan, di Jabar sendiri, sudah tersedia SMK-SMK dengan konsentrasi pendidikan yang mumpuni, seperti SMK pertanian, otomotif, penerbangan, dan ilmu kelautan, sehingga peluang ini dapat ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama (MoU) dengan perusahaan-perusahaan di Jepang.
Guna memonitor peluang tersebut, Pak Uu meminta Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan di Jabar untuk menyampaikan kembali informasi ini pada para kepala sekolah SMA/SMK, serta membantu persiapannya.
“Saya minta kegiatan kali ini ada progres, minimal 2 sampai 3 bulan yang akan datang masing-masing sekolah sudah siap mengirim lulusannya ke Jepang,” ucap Pak Uu.
“Bulan Agustus atau September saya ingin para KCD untuk ada progres setelah pertemuan hari ini, informasi yang didapatkan sampaikan kepada para kepala sekolah, kemudian dipersiapkan segalanya.