BOGOR – Pembangunan moda transportasi berbasis rel atau trem yang direncanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor disambut baik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian.
“Kami sudah mendengar rencana ini memang sudah lama, trem ini salah satu solusi alternatif transportasi di Kota Bogor di tengah kondisinya yang semakin padat,” ungkap Plt. Dirjen KA Kemenhub, Zulmafendi dihadapan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 September 2022.
Menurutnya, Bogor dikenal sebagai kota yang hijau, nyaman, tenang dan sejuk yang juga dikenal sebagai daerah penyangga ibu kota yang sangat berpotensi dilakukan pengembangan, sehingga butuh didukung oleh moda transportasi yang memadai.
“Sangat kami dukung baik rencana ini. Ditjen KA sangat gembira dan menyambut baik bagaimana planning ke depan untuk pengembangan trem yang menjadi salah satu moda dan solusi pengaturan lalu lintas di Kota Bogor yang nyaman seperti dulu,” bebernya.
Secara teknis, Zulmafendi memiliki usulan jika pembangunan trem Kota Bogor disatu-paketkan dengan pembangunan lanjutan Light Rail Transit (LRT) Tahap II Cibubur-Baranangsiang. Dimana lanjutan pembangunan itu juga sudah memiliki studi dan perencanaan.
“Ini baru pemikiran sementara, apakah mungkin langsung digabung. Dan bisa saja Pemkot diuntungkan dengan itu. LRT dengan trem saling connecting, jadi nanti bisa sama-sama kita kaji,” tuturnya.
Atas usulan itu, kata dia, bahwa Kemenhub siap membentuk tim untuk konsentrasi terhadap trem Kota Bogor, sehingga dengan studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang sudah ada tinggal dimatangkan kembali.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, perencanaan trem Kota Bogor sudah cukup matang. Setelah FS yang sudah dilakukan Colas Rail, Pemkot Bogor juga sudah melakukan komunikasi dengan PT KAI dan kajian dari Universitas Indonesia (UI).
“Kami butuh arahan lebih lanjut dari Kemenhub bagaimana langkah ke depan. Kami juga sudah berkomunikasi dengan PT INKA, mereka berharap (trem) bisa terwujud,” jelas Dedie.
Dia menilai, trem menjadi transportasi yang representatif. Dimana jika Kota Bogor sukses dalam menjalankan moda transportasi trem, maka akan menjadi contoh untuk kota-kota lainnya
Kepala Bappeda Kota Bogor Rudy Mashudi menambahkan, Pemkot Bogor sudah menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) RTRW yang didalamnya mengandung substansi perkeretaapian dalam kota atau trem ini, termasuk kawasan transit oriented development (TOD).
“Untuk mendukung konektivitas antara LRT, trem dan juga kereta api yang menjadi program strategis nasional,” tutupnya.