Terduga prajurit TNI penendang Aremania saat Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022 lalu tetap diproses hukum meski sudah minta maaf pada keluarga korban.
Selain TNI penendang Aremania, dalam video yang beredar di jagat media sosial, banyak pihak keamanan, baik itu Polisi maupun TNI, bertindak gegabah dengan memukul ataupun menendang suporter.
Hal ini tampaknya menjadi upaya pihak keamanan untuk membubarkan massa, tepatnya supporter Arema, agar tidak bertindak anarkis. Hingga saat ini, hanya satu prajurit TNI penendang Aremania yang baru ditemui untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Karena salah satu kejadian yang cukup mencengangkan ialah rekaman terduga prajurit TNI yang melepaskan tendangan ala kungfu ke Aremania.
Buntut insiden ini, terduga prajurit TNI ini mendapat kecaman dari publik. Terkini bahkan dirinya harus menjalani proses pemeriksaan.
Diketahui yang bersangkutan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) V Brawijaya, Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi ke awak media, Rabu, 5 Oktober 2022.
Kusdi membenarkan bahwa personel bersangkutan memang sudah meminta maaf secara langsung kepada korban di Malang.
Terduga prajurit TNI tersebut minta maaf ke Aremania didampingi oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.
Kendati demikian, Kusdi mengatakan bahwa permintaan maaf itu tidak mengurangi proses hukum yang harus dijalani oleh personel bersangkutan.
“Betul, kemarin didampingin langsung sama Pak Pangdam (Mayjen TNI Nurchahyanto). Jadi orangnya yang nendang sekarang sudah diproses di Pompam,” beber Kusdi.
Sebelumnya Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyato, M.Sc mengunjungi rumah keluarga suporter Arema FC yang jadi korban oleh terduga prajurit TNI, Selasa, 4 Oktober 2022.
Diketahui suporter Arema FC jadi korban bernama Muhammad Hazemi Rafsanjani atau disapa Rafi.
Kedatangan Pangdam V/ Brawijaya tersebut untuk memastikan kondisi kesehatan Rafi pasca insiden ‘berdarah’ Kanjuruhan.
Pangdam Nurchahyanto pun menghanturkan permohonan maaf kepada keluarga Rafi atas tindakan yang dilakukan oleh terduga prajurit TNI saat melakukan pengamanan.
“Kami sengaja datang ke sini menemui Dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami,” ucap Mayjen TNI Nurchahyanto.
“Nah kedatang kai meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami,” sambungnya.
Lanjutnya, Nurchahyanto memastikan jika prajurit tersebut sedang dilakukan proses pemeriksaan mendalam oleh Tim Penyidik Polisi Militer TNI AD.
“Kami pastikan bahwa anggota kami sedang dalam proses pemeriksaan,” tegas Nurchahyanto.
Pangdam Nurchhyanto pun minta kepada Rafi untuk memastikan kondisi kesehatan usai insiden tersebut.
“Saya ingin memastikan kondisi dek Rafi ini seperti apa. Besok saya minta dek Rafi periksa ke RS. Soepraoen untuk diperiksa kesehatan,” ucap Nurchahyanto.
“Meski saat ini kondisinya sehat dan ada rasa nyeri sedikit, tetap kami meminta Dek Rafi memeriksakan kesehatan di RS milik TNI AD,” tambahnya.
Pangdam juga memberikan bantuan pengobatan gratis terhadap ayah Rafi yang saat ini sedang mengalami penempitan saraf.
Di sisi lain Panglima TNI Andika Perkasa secara tegas mengatakan, jika terduga prajurit TNI yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan tidak akan mengarah kepada disiplin.
Andika menegaskan, oknum prajurit TNI yang terbukti melakukan kekerasan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur akan diberikan sanksi pidana.
“Itu sudah sangat berlebihan, bukan dalam rangka mempertahankan diri atau (yang lain) misalnya. Itu bagi saya masuk ke tindak pidana,” ujar Andika, Senin 3 Oktober 2022.
Andika melanjutkan, pihaknya melakukan investigasi mengenai kemungkinan keterlibatan beberapa oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan.
Sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.
“Ya, kami sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kami lanjutkan dengan proses hukum,” ujar Andika.
“Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan (prajurit TNI),” tambahnya.
Meskipun begitu, kata Andika, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan identitas oknum TNI tersebut. Andika lalu berjanji akan menyampaikan identitas terduga prajurit TNI itu maksimal pada besok sore.
“Kami di satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kami janji,” ujar Andika.
Selanjutnya, Panglima TNI itu juga menyampaikan bahwa masyarakat dapat membantu pengusutan kasus ini.
Andika mengatakan, bagi masyarakat yang mengetahui adanya oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan di lapangan Stadion Kanjuruhan, mereka bisa mengirim bukti berupa video kepada Pusat Penerangan (Puspen) TNI.
“Kami juga sambil menunggu nih apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami,” tegas Andika.
“Siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa jadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum. (Video dikirim) Ke Puspen boleh, ke saya boleh,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023.
Pasca laga tersebut, terpantau diperkirakan ratusan suporter turun dari tribun penonton dan menyerbu ke dalam lapangan.
Akan tetapi aparat keamanan yang tidak siap akan hal tersebut, tampak dengan cepat mengambil tindakan kurang mengenakan ke suporter.