CIANJUR – Angka korban meninggal akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur melonjak drastis, dari yang semula 335 orang menjadi 600 orang. Kecamatan Cugenang sebagai pusat gempa tercatat paling banyak terdapat korban meninggal, yakni lebih kurang 400 orang.
Bupati Cianjur Herman Suherman menuturkan jika tambahan tersebut muncul usai pendataan ulang korban meninggal dilakukan di setiap desa dan kecamatan.
“Jadi ada laporan korban meninggal yang belum tercatat, kemudian saya minta camat dan kades mendata. Tercatat lah 600 orang lebih korban meninggal, dengan yang paling banyak di Kecamatan Cugenang. Itu data ril, by name by address,” ucap Herman, Selasa (13/12/2022).
Camat Cugenang Kokom Komariah menjelaskan sejak pekan pertama angka korban meninggal sudah tinggi, namun banyak yang tidak tercatat secara resmi karena berbagai kendala teknis. “Untuk hari keempat pasca bencana, sebenarnya di Cugenang ini sudah terdata 200 orang meninggal. Hanya belum tercatat utuh by name by address-nya,” kata dia.
Kokom menuturkan warga yang kerabat anggota anggota keluarganya meninggal juga banyak yang langsung dimakamkan tanpa dilaporkan dulu atau membuat surat kematian, terutama mereka yang tinggal di pelosok. Selain itu, kantor desa yang terdampak bencana membuat perangkat desa juga tidak bisa bekerja maksimal dalam mendata hingga membuatkan surat kematian untuk warga, sehingga datanya belum tercatat resmi.
“Banyak kendala teknis di lapangan. Kan kantor desa banyak yang rusak berat, perangkat desanya juga banyak yang terdampak. Tapi kalau sekarang sudah selesai, korban meninggal baik saat kejadian tertimpa bangunan atau yang meninggal beberapa hari pasca kejadian di pengungsian sudah tercatat. Totalnya hingga kemarin ada 400 korban meninggal di Cugenang,” tutur Kokom.
Dia mengungkapkan dari 16 desa di Kecamatan Cugenang, ada lima desa dengan korban jiwa terbanyak akibat gempa. “Yang paling banyak korban jiwanya Cibulakan, Benjot, Gasol, Cijedil, dan Sarampad. Di setiap desa itu ada sekitar 30 orang yang meninggal akibat gempa. Mayoritasnya meninggal akibat tertimpa puing bangunan,” ucap Kokom.
Dia menambahkan untuk korban hilang yang saat ini tercatat ada 8 orang. Kokom mengimbau warga untuk melapor apabila masih ada anggota keluarganya yang hilang.
“Yang tercatat korban hilang delapan orang di wilayah Cijedil. Tapi bisa saja ada di titik lainnya, seperti yang di Cibulakan ternyata ada ditemukan korban meninggal setelah 19 hari pascakejadian. Saya sudah arahkan segera lapor dengan menyertakan identitas lengkap korban dan ciri-ciri pakaian yang terakhir digunakan,”ujar Kokom.