BANDUNG – Pakar hukum pidana Universitas Padjadjaran, Yesmil Anwar menanggapi terkait perkembangan kasus tabrak lari yang menimpa mahasiswi Cianjur yang dugaan awal oleh pengemudi sedan Audi menjadi pengemudi Pajero dan didalamnya dugaan ada salah satu perwira kepolisian.
Menurutnya, kasus ini ada sesuatu yang diduga membuat sesuatu menjadi tak terang alias tak jelas perkaranya, atau dengan kata lain suatu pengalihan pelaku dari sopir Audi ke sopir Pajero.
“Kasus ini penting, karena proses penyelidikan dan penyidikan itu suatu perkara pidana dan biasanya penyelidikan dahulu baru penyidikan. Jadi, proses penyelidikan harus lebih diseriuskan, apalagi ada pihak tertentu sudah melakukan protes, semisal pengacara korban dan lainnya,” katanya saat dihubungi, Jumat (10/3/2023).
Yesmil pun menegaskan tak terlalu penting terkait kepolisian apakah membuat tim khusus atau tidak, tetapi situasi ini bisa membawa akibat di kriminal justice sistem, khususnya saat dibawa ke Kejaksaan untuk diadili.
“Kita enggak akan percaya begitu saja kan, sebab ini mengenai pengalihan dari peristiwa yang sebenarnya tak seperti itu, sementara penyelidikan membuat terang satu perkara apakah ada betul semacam itu atau tidak, sedangkan penyelidikan itu kan sebagai cara untuk mencari bukti. Jadi, kasus semacam ini sebenarnya banyak sekali, misal ada istri yang mengemudikan mobil dan ada suaminya di sebelah lalu menabrak, dan justru yang bertanggung jawab adalah suaminya, dan lain contoh sebagainya,” katanya.
Yesmil pun mewanti-wanti agar kasus ini diselidiki dengan benar agar penegakkan hukumnya benar. Jika tidak, lanjutnya, Jaksa pun tak akan percaya begitu saja.
Ketika disinggung terkait mungkinkah status persidangan pengemudi Audi berlanjut atau tidak, Yesmil mengatakan tentu dihentikan. Sebab, orang yang tak bersalah mana mungkin disidang.
“Jelas ini keliru personal masa orang tak bersalah diadili. Apa yang mau ditanyakan? Jadi, nanti dengan sendirinya (kasus) akan berhenti, karena bagaimana untuk mencari buktinya, kecuali jika mengaku-ngaku itu pun tak bisa diterima begitu saja. Maka, Forensik dan segala macam harus turun. Apalagi, kalau menabrak itu kan pasti ada bekasnya. Nah, itu tugas Forensik harus bergerak,” ujarnya.
Selama ini lembaga kepolisian tengah menjadi sorotan publik, sehingga ada kejadian ini menjadi hal lucu jika memang benar di dalam Pajero itu ada perwira kepolisian atau lain sebagainya.
“Sebenarnya kan jika yang menabrak itu sopir, lalu kenapa kepolisian harus takut jika memang benar ada di dalam mobil itu. Sehingga tak masalah sebenarnya, jangan terlalu protektif dan merasa ketakutan. Itu sudah resiko,” katanya.