SUMEDANG – Selain tak mengantongi izin dari lingkungan tempat Yayasan Abadi Bina Mentari beroperasi di Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, aktivitas yayasan tersebut juga mengganggu ketentraman warga.
Yayasan Abadi Bina Mentari bergerak di bidang pengobatan mental.
Pasiennya sebanyak 70 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Yayasan tersebut mengontrak dua unit rumah.
Satu rumah dipergunakan untuk kantor pengurus panti, satu lagi digunakan untuk menampung pasien.
Lokasi kedua rumah itu berada di pemukiman padat di jalan utama Desa Sukaratu.
Kades Sukaratu, Sahya Suharya Putra mengatakan banyak warga mengeluh merasa terganggu sebab banyak ODGJ yang berkeliaran di kampung.
“Kadang kala ODGJ itu berteriak-teriak. Warga inginnya kalau tempat demikian ya di tempat khusus, bukan di tengah perkampungan,” kata Suharya.
Nama Yayasan Abadi Bina Mentari santer setelah ada pasiennya bernama Riki Nugraha (35) meninggal dunia di kawasan Jembatan Dano, Kecamatan Sumedang Utara pada Senin (3/4/2023), dini hari.
Lima hari sebelumnya, tanggal 28 Maret 2023, saksi mata di sekitar Dano melihat mobil Grand Max dengan stiker bertuliskan ODGJ menurunkan pria asal Puskopad, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari itu.
Polisi melakukan penyelidikan, terlebih, ketita pengurus yayasan mengaku bahwa Riki Nugraha kabur, yayasan tidak melapor ke keluarga Riki.
“Masyarakat tidak nyaman ODGJ ditampung sini, saya tanyakan kepada RT, katanya tidak pernah keluar izin dari lingkungan,” kata Sahya.
Pada Selasa (10/4/2023), yayasan tersebut pindah. Pengurus dan pasiennya pindah ke Yayasan Suber Barokah yang berlokasi di Kecamatan Rancakalong.