Bandung – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin di Jawa Barat mengalami penurunan pada Maret 2023. Pada bulan tersebut, persentase penduduk miskin di Jabar ada di angka 7,26% atau 3,89 juta orang.
Dalam berita resmi statistik BPS tentang Profil Kemiskinan di Jawa Barat Maret 2033 yang dirilis pada 17 Juli 2023 kemarin, BPS mencatat jika persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 7,62%, menurun 0,36% terhadap September 2022 dan turun sebesar 0,44% terhadap Maret 2022.
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 3,89 juta orang, menurun 165,02 ribu orang terhadap September 2022 dan turun 182,39 ribu orang terhadap Maret 2022 Secara umum, BPS menjelaskan, pada periode Maret 2017-Maret 2023, tingkat kemiskinan di Jawa Barat menunjukkan tren menurun baik dari sisi jumlah maupun persentasenya.
Namun, sejak Maret 2020 sampai September 2020, terjadi kenaikan kemiskinan yang disebabkan pandemi Covid-19. Kemiskinan kemudian turun kembali pada Maret 2021-Maret 2023.
Selain itu, BPS juga mengungkapkan jika presentase penduduk miskin di wilayah perkotaan juga turun. Dari yang awalnya sebesar 7,57% pada Maret 2022, turun menjadi 7,19% pada Maret 2023. Begitu juga dengan penduduk miskin di pedesaan yang turun dari 9,88% jadi 9,30%.
“Dibanding Maret 2022, jumlah penduduk miskin Maret 2023 perkotaan turun sebanyak 96,12 ribu orang (dari 3,01 juta orang pada Maret 2022 menjadi 2,91 juta orang pada Maret 2023),” ujar laporan tersebut.
“Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 86,27 ribu orang (dari 1,06 juta orang pada Maret 2022 menjadi 0,97 juta orang pada Maret 2023),” lanjut laporan BPS menerangkan.
BPS juga memaparkan, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Jawa Barat. Faktor itu ialah realisasi belanja bantuan sosial dari APBD Jawa Barat pada triwulan I-2023 yang meningkat signifikan.
Kemudian laju pertumbuhan PDRB Jawa Barat pada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga triwulan I 2023 sebesar 4,60 persen meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang sebesar 0,75 persen.
“Secara year on year, pada Maret 2023 nilai tukar petani meningkat 6,02 persen (105,71), dan indeks harga yang diterima petani meningkat 10,87 persen (120,29). Kondisi ini menggambarkan adanya peningkatan daya beli petani,” paparnya.
Selain itu, produksi padi sepanjang Januari-Maret 2023 sebesar 2,73 juta ton GKG, meningkat dibanding Januari-Maret 2022 yang sebesar 2,39 juta ton GKG dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) periode Februari 2022 ke Februari 2023 turun dari 8,35% menjadi 7,89%.
Terakhir, Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau Maret 2023 sebesar 121,69 dan secara year on year inflasi kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau Maret 2023 sebesar 7,23%.
Berikut perkembangan tingkat kemiskinan di Jawa Barat periode Maret 2017-Maret 2023:
2017
Maret 4,17 juta orang
September 3,77 juta orang
2018
Maret 3,62 juta orang
September 3,54 juta orang
2019
Maret 3,40 juta orang
September 3,88 juta orang
2020
Maret 3,92 juta orang
September 4,19 juta orang
2021
Maret 4,20 juta orang
September 4,00 juta orang
2022
Maret 4,07 juta orang
September 4,05 juta orang
2023
Maret 3,89 juta orang