Bandung – Persib Bandung mulai menatap laga berikutnya usai ditinggal Luis Milla. Persib bakal melakoni dua laga tandang, yakni melawan PSM Makassar dan Persik Kediri.
Situasi sulit saat ini dihadapi Persib. Kursi kepelatihan tengah pincang. Yaya Sunarya yang menjabat sebagai pelatih fisik pun ditunjuk sebagai caretaker untuk mengisi kekosongan yang ditinggal Luis Milla. Yaya bakal memimpin Maung Bandung melawan PSM pada pekan keempat Liga 1 2023/2024.
“Ya berat. Ya kita fokus dari match ke match, baik itu tanpa kehadiran coach Milla, tanpa kehadiran mereka kita fokus pertandingan melawan PSM, lawan Persik. Kita fokus lawan berikutnya siapapun itu,” kata Yaya Sunarya, Selasa (18/7/2023).
Persib bakal melakoni laga tandang melawan juara Liga 1 musim lalu, PSM pada Sabtu (22/7/2023). Kemudian, lanjut ke laga tandang berikutnya lawan Persik pada Jumat (19/7/2023). Yaya mengaku fokus mempersiapkan tim untuk melakoni dua laga tandang itu.
Yaya mengaku Persib tetap memiliki motivasi untuk membawa tiga poin pertama, atau kemenangan pertama pada musim ini. “Jadi kita bisa liat kualitas sekarang, PSM bisa kalah di rumah sendiri. Persib juga belum membuahkan hasil di rumah sendiri. Opsi untuk menang ada, tetapi kita lihat bagaimana perkembangan tim main di luar bisa memenangkan pertandingan,” kata Yaya.
Yaya mengatakan pada awal kompetisi selalu memberikan kejutan. Banyak tim yang kalah di kandang, banyak juga yang menang di laga tandang. Ia mengatakan pada pertengahan musim akan terlihat tim-tim yang solid.
“Sampai akhirnya perjalanan menguatkan, solidaritas tim semakin kuat dari match ke match. Akhirnya akan muncul beberapa tim yang memang menjadikan itu, jadi kita menatap optimis setiap pertandingan. Tidak melihat tim yang berat, tim yang lalu peringkat ada di atas sekarang di bawah semua. Justru yang di bawah ada di atas semua, seperti itu,” ucap Yaya.
Yaya memastikan Persib akan bertarung habis-habis saat melakoni laga tandang nanti. Saat ini, tim tengah fokus latihan meski tanpa Luis Milla.
Yaya juga mengatakan warisan skema permain yang ditinggalkan Luis Milla, bisa jadi diterapkan, bisa juga tak dipakai. Hal ini tergantung daripada situasi saat pertandingan.
“Seandainya kita bisa bermain 3-4-3, kenapa kita tidak bisa bermain 3-5-2, 4-3-2-1, atau misal 4-3-3. Kalau misal kita observasi dan pelan-pelan kita ubah, kenapa tidak. Karena coach Milla juga situasional di pertandingan, kalau misalnya ketinggalan atau compact defend yang lebih kuat 5-3-2, 5-4-1, misal seperti itu,” kata Yaya.