Site icon Seputar Jabar

Di Cirebon Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 3 Terbaik di Dunia

CIREBON- Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menyebut, pertumbuhan ekonomi di Indonesia termasuk yang terbaik dan masuk ke dalam tiga terbaik di dunia.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan pada kuartal II-2023.

Presiden menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Cirebon, Jawa Barat

Dalam lawatannya, ia juga mengatakan keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan inflasi di angka 3,1 persen.

“Kita patut bersyukur betul bahwa inflasi berhasil kita kendalikan di angka 3,1 persen.”

“Pertumbuhan ekonomi juga di kuartal kedua juga masih tumbuh 5,17 persen. Termasuk tiga terbaik dunia,” ujar Jokowi dalam pidato di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) di salah satu hotel dibilangan Gunungsari, Kota Cirebon, Selasa (29/8/2023).

Dengan capaian itu, kata dia, Indonesia dapat bersanding dengan dua negara besar anggota G20 yakni India dan Tiongkok.

“Negara terbaik ini di G20 adalah Indonesia, India dan RRT, yang lain-lain tidak sampai,” ucapnya.

Presiden menjelaskan, bahwa semua negara sekarang ini pada posisi yang tidak mudah, baik dari sisi ekonominya maupun inflasinya.

Imbasnya, kata Jokowi, semua harga di sana membumbung tinggi.

Oleh karena itu, Presiden mengajak masyarakat untuk bersyukur karena pemerintah dapat mengendalikan situasi dan kondisi itu tak terjadi di Indonesia.

“Bahkan ada satu negara di Eropa yang sekarang ini harga energinya, harga listrik gas, harga bensin sampe naiknya 700 persen.”

“Bayangkan naik 700 persen. Di sini naik 10 persen dan 15 persen demonya tiga bulan. Itu kalau 700 persen mau demo berapa tahun. Betapa sulitnya,” jelas dia.

Presiden menekankan agar semua pihak fokus melakukan pekerjaannya masing-masing, sehingga Indonesia tetap bertahan dalam menghadapi situasi global yang terus berubah.

“Harga pangan juga naik di lapangan naik 50 persen. Sekali lagi dunia penuh tantangan baik itu krisis pangan, baik itu krisis energi, baik geopolitiknya,” katanya.

Exit mobile version