Site icon Seputar Jabar

Momen Bahagia Pesta Pernikahan di Sukabumi Berujung Duka

Momen perayaan pernikahan di Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupten Sukabumi berubah menjadi tragedi ketika ratusan warga dan keluarga pengantin mengalami keracunan makanan. Dari 192 orang yang terdampak, dua korban meninggal dunia, yaitu Nasyifa (9) dan Nandang (55), yang memiliki kondisi kesehatan lemah karena penyakit penyerta.
Kapolsek Sagaranten, AKP Deni Miharja, mengonfirmasi bahwa keluarga pengantin juga turut menjadi korban keracunan, meskipun kondisi mereka lebih kuat dibandingkan korban lainnya.
“Keluarga yang menggelar pernikahan juga juga sama merea mengalami keracunan, termasuk pengantinnya, hanya memang kondisi mereka kuat,” kata Deni

“Untuk korban meninggal itu kan balita dan lansia, karena ada penyakit penyerta sehingga kondisinya lemah. Intinya penyebab masih dalam penyelidikan kami ya,” tambahnya.
Pihak kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk penyelenggara acara tersebut. Sampel makanan dan minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan telah dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat, namun hasilnya baru akan diketahui dalam waktu 14 hari.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi bergerak cepat dengan membangun Posko Darurat. Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, menetapkan peristiwa ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kepala Puskesmas Sagaranten, Sudarna, menyatakan bahwa hingga Rabu (12/6), 12 dari 94 pasien yang dirawat masih menjalani perawatan di Puskesmas Sagaranten, sedangkan 82 pasien lainnya telah pulih.
“Jadi kami juga setelah mendapat informasi seperti itu petugas-petugas kami mengambil sampel makanan, tujuannya mudah-mudahan bisa menegakkan penyebab dari keracunan makanan ini,” kata Cucu Sumintardi, Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
“Hari ini makanan sudah kami kirimkan ke laboratorium di provinsi Jawa Barat tinggal menunggu hasil dan untuk beberapa hari ke depan kita coba koordinasi dengan provinsi Jawa Barat,” tambahnya.
Peristiwa ini terjadi ketika para tamu undangan baru mulai mengalami gejala keracunan 6-7 jam setelah mengonsumsi makanan yang dimasak oleh keluarga pengantin.
“Jadi pernikahannya belum, itu akan melaksanakan pernikahan melakukan syukuran dulu. Acara syukuran dimulai dari pagi sekitar jam 09:00 WIB kemudian ada acara pengajiannya di jam 14:00 WIB ke sana,” terangnya.
“Penyebabnya mereka memakan makanan yang dimasak oleh keluarga itu, rata-rata saya melihat pada saat ditanya ke pasien penderita terduga keracunan begitu setelah makan di antara 6 sampai 7 jam baru mengalami keluhan-keluhan seperti itu dan mereka datang ke puskesmas datang ke rumah sakit untuk ditangani,” pungkasnya.

Exit mobile version