Tanggal 7 Januari 1965 menjadi sejarah Indonesia keluar dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) hingga terjadinya krisis ekonomi era Soekarno. Hal itu merupakan keputusan besar dalam perpolitikan Indonesia, mengingat PBB adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara di dunia.
Terdapat beberapa potensi buruk apabila Indonesia keluar dari organisasi internasional tersebut. Semua bantuan yang didapat dari negara-negara lain akan diputus.
Bahkan, terdapat kemungkinan pula jika Indonesia akan dikucilkan dalam pergaulan internasional ketika keluar dari PBB, hingga krisis ekonomi.
Pemicu Indonesia Keluar dari PBB hingga Krisis Ekonomi Era Soekarno
Mengutip dari buku “Hamengkubuwono IX (1912-1988) hingga Muhammad Yasin (1920-2012): Seri Ensiklopedi Pahlawan Pembela Kemerdekaan Indonesia (2021)”, Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950.
Pada saat itu yang menjadi perwakilan Indonesia dalam menyampaikan pidato adalah Lambertus Nicodemus Palar. Sejak itulah Indonesia resmi menjadi anggota PBB yang ke-60.
Secara resmi sejak saat itu pula bendera merah putih berkibar di Kantor Pusat PBB, dan menandai eksistensi Indonesia dalam pergaulan internasional.
Masuknya Indonesia ke dalam PBB sejatinya tidak hanya sekedar menjadi pelengkap saja, melainkan juga untuk terlibat secara aktif dalam perpolitikan dunia.
Hal itu tercermin dari visi besar yang dibawa oleh Presiden Soekarno. Bahkan Soekarno juga pernah menyampaikan pidato yang berjudul “Membangun Dunia Baru”.
Pidato kontroversial Presiden RI pertama itu memang cukup menunjukkan bagaimana sikap Indonesia dalam PBB.
Soekarno memang dikenal sebagai pribadi yang getol dalam menentang kolonialisme dan imperialism, terutama oleh bangsa-bangsa Barat.
Salah satu konflik yang akhirnya membuat Indonesia menentang organisasi internasional tersebut adalah ketika Indonesia keluar dari PBB.
Kejadian ini bermula dari konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963. Peristiwa itu bermula dari ketidaksetujuan Indonesia terhadap pembentukan Federasi Malaysia.
Indonesia menilai bahwa pembentukan Federasi Malaysia sebagai kolonialisme baru Inggris di kawasan Asia Tenggara.
Agaknya hal ini bukanlah sekedar gimmick Soekarno semata. Hal itu terbukti dari bagaimana konflik antara Indonesia dan Malaysia, terutama di wilayah perbatasan.
Resmi Keluar dari PBB
Berawal dari konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, protes Indonesia juga berlanjut ketika PBB memasukkan Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Meskipun telah mengancam akan keluar dari PBB, namun nyatanya sikap Indonesia ini tidak diindahkan. Alhasil, Indonesia secara resmi keluar dari PBB.
Sikap Indonesia ini sebenarnya cukup membuat banyak pihak mengecamnya. Banyak pihak menilai bahwa seharusnya Indonesia memikirkan ulang tindakan yang telah diambilnya itu.
Mengutip dari buku berjudul “Mimbar Indonesia Volume 19” (1965), keputusan keluarnya Indonesia dari PBB bak halilintar di siang hari. Sikap Indonesia ini karena melihat bagaimana PBB hanya menjadi alat yang digunakan untuk menguntungkan Nekolim.
Langkah yang diambil oleh Indonesia sebenarnya menjadi sebuah gambaran revolusioner dalam organisasi ini. Karena sebenarnya banyak negara-negara Asia Afrika dan Amerika Latin yang juga tidak puas dengan keputusan-keputusan PBB.
Sikap Indonesia ini memang dilakukan dalam rangka menentang pembentukan negara Malaysia yang sedikit demi sedikit mulai mencaplok wilayah Indonesia.
Soekarno menilai bahwa Indonesia tidak akan mengalami kesulitan ketika keluar dari PBB. Bahkan, Soekarno menyatakan Indonesia akan berkembang meskipun tanpa keterlibatannya di dalam PBB.
Namun, tindakan ini di kemudian hari justru membuat Indonesia mengalami krisis. Tindakan yang dilakukan oleh Indonesia sebenarnya membuktikan bagaimana Indonesia teguh dalam menentang penjajahan.
Sejarah Indonesia keluar dari PBB, hal ini membuat Indonesia sebagai negara pertama yang keluar dari organisasi internasional tersebut.
Krisis Ekonomi Era Soekarno
Mengutip dari buku “Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI” (1984), keluarnya Indonesia dari PBB ini menghilangkan kesempatan Indonesia untuk menyelesaikan konfliknya dengan Malaysia.
Selain itu, Indonesia juga akan kesulitan dalam melakukan perubahan terhadap PBB yang penuh dengan permasalahan. Padahal jika tetap berada di PBB, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk merubah organisasi tersebut dari dalam.
Keputusan Indonesia keluar dari PBB sejatinya tidak hanya menyebabkan negara ini terkucil dalam pergaulan internasional. Melainkan juga terhadap kesempatan mendapatkan bantuan dari negara lain.
Apalagi ketika itu Indonesia sempat terlibat konflik dengan Malaysia yang tidak memiliki jaminan akan adanya kemenangan.
Selain itu, Indonesia juga sedang dihantam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1960. Fakta ini dibarengi dengan kebijakan Soekarno dalam proyek mercusuarnya.
Anggaran bahkan mengalami peningkatan dari tahun 1961 hingga 1965. Situasi ini semakin rumit manakala adanya hiperinflasi yang terjadi di Indonesia. Kondisi krisis ekonomi semakin parah ketika Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965.
Krisis yang terjadi di Indonesia ini memang awalnya hanya bermotif ekonomi. Namun, gagalnya pemerintahan Soekarno dalam mengelolah hal tersebut juga berimplikasi terhadap kebijakan politik yang ada di dalam negeri.
Sejak keluar dari PBB pun hubungan Indonesia dan Tiongkok menjadi semakin mesra. Terbukti dalam berbagai kebijakan yang mengarah pada kerjasama dengan negara komunis tersebut. Red