SUKABUMI – Petani di Pasirdatar, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan murahnya harga bawang bakung atau bawang daun di tingkat petani. Bahkan harganya merosot tajam, sedangkan harga pupuk makin melambung.
Pasalnya sudah satu tahun ini, harganya terus merosot turun, hingga mengalami Rp 2.500 per kilogram.
Salah seorang petani, Bubun (55) mengatakan, hampir lima kali panen dalam kurun setahun ini, harganya membuat petani gigit jari.
“Kalau harganya di atas Rp 8000 itu lumayan lah ada untung buat kita. Tapi sekarang ini udah beberapa kali panen harga di bawah Rp 4000,” ujar Bubun saat ditemui di kebunnya.
“Tentunya kami sangat rugi. Kembali modal juga tidak sepenuhnya ditambah biaya transportasi tinggi,” kata Bubun.
Selain mengeluhkan harga bawang yang murah, petani Pasirdatar juga mengeluhkan harga obat-obatan pertanian alias pupuk yang mahal dan jarang ada stoknya.
“Pasokan pupuk juga kurang di kios-kios. Bahkan kalau ada harganya pun melanjak harga mahal. Karena tanaman sayuran disinu tidak memakai pupuk bersubdi akibat tidak cocok,” ucap Bubun.
Bubun menerangkan, para petani sayuran di Pasirdatar biasanya menggunakan pupuk amonium sulfat ZA dan NPK untuk memupuk tanamannya agar menghasilkan tanaman yang super.
“Pupuk ZA ini meningkat asalnya Rp 70.000, naik ke Rp 100.000. Bahkan saking jarangnya harganya persak (50 Kg) sekarang Rp 350.000., Terus NPK biasanya persak Rp 450.000, sekarang Rp 800.000,” terangnya.
Para petani pun berharap dengan kondisi yang dialami petani mulai harga sayuran murah dan tingginya harga pupuk, meminta hadirnya pemerintah yang dialami petani saat ini.
“Harapannya pemerintah hadir dalam persoalan yang dihadapi para petani. Jangan sampai petani terus merugi,” harapnya.
Sementara itu, Abah Iwan (48) meminta pemerintah memperhatikan harga pupuk yang hari ini melambung tinggi di pasaran. Sementara harga sayuran murah.
“Setidaknya pemerintah hadir agar pupuk yang bisa kami pakai disini bisa normal kembali. Kalau pun tidak di subsidi,” ujarnya.
“Seperti sekarang pupuk ZA harganya Rp 350.000 dan NPK itu Rp 800.000. Tentunya petani akan rugi,” katanya.